Fiction Story

Blog ini hanya berisikan tulisan saya, cerpen, dan puisi. Kalo mau yang lain, berkunjung sama yang lebih ahli deh :)

Diet Ekstrim Versi Saya

Hay evrebadeh, hari ini saya akan membagikan satu hal yang mungkin agak bermanfaat bagi sobat blogger sekalian. Tema nya adalah diet. Diet itu susah pakek banget, banyak orang menyepelehkan tentang pola makan teratur dan olahraga juga pastinya. Saya yang merupakan salah satu korbannya telah berusaha sekuat tenaga untuk "diet" itu sendiri. Yang jelas hal ini ga gampang, apalagi dengan berat yang sudah over banget. Saran-saran para ahli mengatakan diet berlebihan itu ga bagus, harus seimbang semuanya. Saya sih sudah mempraktekkan itu semua tapi kalo bisa di bilang memakan waktu yang terlalu lama. Terlintas di pikiran untuk melakukan diet ekstrim HAHAHA. Saya cerita sedikit ya.


Add caption



Add caption

















Saya merupakan seorang mahasiswa yang baru saja masuk perguruan tinggi, berat badan pada waktu lulus SMA mungkin ga begitu parahnya karena masih diselingi aktivitas-aktivitas seperti ekskul sekolah terutama yang sering pulang sore :)). Nah, pas masuk perguruan tinggi, semaaakin sedikit kegiatan yang dilakukan. Yang ada hanya makan, nonton, dan tidur. Hal tersebut juga rawan terhadap anak kost. Tahu gak? berat saya pada waktu itu hampir menyentuh 3 digit loh. Pada waktu itu saya termasuk orang yang sangat minder, apalagi kalo soal foto"an *Ga banget*. Sesekali saya merenung di depan cermin dan berkata di dalam hati "Kalo gini terus, kapan gw dapet pacar?" hal itu lah yang terbayang pertama kali di benak saya, dan mungkin itu sama dengan orang" dengan berat yang hampir seperti saya bahkan lebih. *Frontal*

Akhirnya saya memutuskan untuk menjalani program diet. Diet ini harus didasari pada niat yang kuat sobat blogger. Kebanyakan orang melakukan program diet ingin hasil yang cepat dan sempurna, tapi hasilnya nihil dan mereka nyerah. 

Oke, kita beranjak ke Tips makanan diet versi saya.

Makanan yang dilarang atau mungkin dikurangi pada waktu diet itu :

1. Nasi dengan porsi kuli :D
2. Gorengan yang berlebihan
3. Minuman dingin terutama Ice Cream
4. Minuman bersoda
5. Makanan yang mengandung santan

Pokoknya hal yang berbau goreng"an sangat sensitive dan harus benar" dihindari.

Dan makanan dan minuman yang di rekomendasikan adalah :


1. Gado-gado
2. Kentang Rebus
3. Kacang"an
4. dan masih banyak lagi berdasarkan rekomendasi para ahli

Jujur sob, kalo kalian ingin mendapatkan hasil yang maksimal, bisa ditambah dengan kegiatan olahraga seperti Lari / Jogging dan nge - Gym. 2 hal tersebut terbukti efektif.

Ini juga merupakan hal yang ga kalah penting sob, yaitu konsumsi Suplemen. Banyak iklan di televisi dan sebagainya mengiming-imingi kita dengan hasil yang langsung JLEB. Tapi pada kenyataannya dan menurut pengalaman saya, suplemen tersebut hanya mengurangi kadar lemak di tubuh hanya 0,00** + Gym. Hal tersebut lah yang membuat saya berhenti untuk mengkonsumsi. 

Saat saya berhenti mengkonsumsi suplemen itu, dalam 1 bulan rata" berat badan hampir turun 5kg sob *ini cius loh*. Tapi lagi-lagi saya ingatkan, ini merupakan versi saya. 1 hari pada waktu diet berat, gw cuma makan 1x sehari sob dan itu cuma waktu siang hari. Makanan yang di konsumsi pun adala gado-gado. Jika sobat blogger keberatan atas hal yang barusan saya sampaikan, bisa ditambahkan dengan buah-buahan. 

Saya tambahkan lagi catatan penting, apabila sobat ingin mengkonsumsi ice cream maka harus menambahkan 20 menit waktu jogging dan jika ingin perut six pack hindari makanan yang terbuat dari tepung. 

Ya, mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan berdasarkan pengalaman saya, selamat menjalankan program diet. 
#GoodLuck

Sejenak Bermimpi




Kini ku coba tuk bermimpi, mimpi tentang  sebuah taman yang berada di langit di tanami berjuta juta bunga.  Sinar nya telak mengena di hati yang tertunduk di kehampaan. Bahkan malaikat pun mencoba untuk berhenti sejenak mengenyam keindahan yang memupuk mata menjadi segar kembali. Matahari, iya matahari J tak habis-habisnya meluapkan kegembiraannya melalui sorot sinar yang tak mampu di lihat dengan mata telanjang. Dewa-dewa pun berdendang ria, entah kenapa hari itu menjadi sangat menakjubkan. Disela-sela keramaian, aku hanya tersenyum datar melihat sekitar. Aku daritadi hanya mencoba untuk menangkap sebuah sosok yang kutunggu, tapi itu mungkin hanya angan yang bergejolak. “Ah!” gumamku didalam hati dengan beberapa rasa dongkol yang menggumpal.

Akhirnya beberapa saat kemudian penantian itu pun terbayangkan dengan hadirnya seorang bidadari anggun, sayang dia tak banyak berbicara saat kumulai untuk basa basi bertanya tentangnya. Sepatah dua patah kata dia lontarkan merespon pembicaraanku, aku pun jadi bingung harus bersikap apa untuknya. Dia terus menatap bunga-bunga taman di selingi caranya untuk melihat langit dengan  menaikkan tangan yang seperti berusaha untuk menggenggam. Dia hanya berbicara dengan tingkah lakunya yang menurutku unik.

Rambutnya yang ikal terlihat indah setiap kali angin berhembus, dia mencoba merapikan poninya yang agak urakan. Diam, tak bergeming. Kami asik dengan keadaan tersendiri, tapi aku yang sesekali mencuri pandangan melihat kearahnya terdapat kepuasan tersendiri walaupun tak ada kata terucap. Cukup berada disampingnya saja sudah membuat semuanya terasa tenteram. Aku tau, aku terasa bodoh karena melewatkan kesempatan yang baik ini untuk saling bertukar cerita mengenai hidup masing-masing. Yang ada pada akhirnya nanti hanya akan berbuah penyesalan pabila tak di lanjutkan. 

Saat ingin kusapa, tiba-tiba angin berhembus kencang. Daun-daun beterbangan mengaburkan penglihatan ku. Saat semuanya terasa reda, aku tersadar dan ingat itu hanya sebuah mimpi.  

Sebuah Hologram

Terpikat oleh pemandangan saat ini yang begitu terang..
Aku pun menuju dunia yang masih belum terlihat..
Selama aku kecil, aku mengembara di bawah langit yang berkabung..
Banyak impian ternodai pada peta yang berubah setiap harinya..
Suatu saat, dengan langkahku yang kecil ini..
Aku berharap dapat melewati sisi lain dari awan itu..
Aku berusaha terlihat kuat dan terluka saat kamu melihat hatiku..
Tetesan hujan yang turun kini terpantul berkali-kali dimana-mana.. 
Cahaya lurus yang saling berpotongan..
Menembus ke mana pun tanpa memberitahukan tujuannya..
Bayangan yang samar kini masuk dalam mataku..
Aku harus mampu meraih dunia yang masih belum terlihat..
Aku melekatkan sticker hitam-putih tanpa disengaja..
Dan kita pun menyembunyikan sesuatu yang berharga..
Lebih indah dari bunga, permata dan cahaya bintang..
Impian yang dinamakan Hologram kini mendengung..
Aku tertekan dan ingin melawan pemandangan yang kugambar saat itu..
Penyesalan dan rasa kesepian kini meletus seperti gelembung..
Meski pun aku terpeleset di jalan yang lurus..
Ketika kulitku terkelupas, aku yakin dapat menjadi lebih kuat..
Terpikat oleh pemandangan saat ini yang begitu terang..
Aku pun menuju dunia yang masih belum terlihat..
Dibalik langit yang berkabut..
Ada cahaya warna pelangi..
Dalam bayang-bayang hari esok..
Aku pun gemetaran..
Ada suara yang memanggilku dari kejauhan..
Cahaya lurus itu pun mulai memencar..
Dan tercurah pada sore ketika hujan reda..
Gradiasi yang tak terbatas kini bercampur bersama..
Di mana pun aku berada di bawah langit ini..
Aku harus mampu meraih dunia yang masih belum terlihat..

"Menyelam"

Horison itu kini mulai menghilang..
Aku tak dapat membayangkan hari esok di langit yang biru..
Bahkan tak dapat bernafas dalam kumpulan orang yang beku..
Entah sudah berapa lama aku menyelam di tempat ini..
Mungkin lebih baik melampiaskan kesedihan..
Dan berusaha untuk terus maju..
Namun dengan begitu aku tak dapat jujur..
Meski aku menyerahkan segalanya pada musuhku..
Aku dapat merasakan cahayanya..
Berharap cahaya itu akan menuntunku..
Ketika aku membalik peta dalam pikiranku kemarin malam..
Rasanya terisi oleh pengetahuan yang tidak kumiliki..
Meski pun aku selalu berpikir aku ini kuat..
Aku selalu berpikir aku lebih kuat daripada orang lain..
Seekor angsa yang kemudian tersesat..
Mengapung pada langit malam berbintang..
Meski terasa nyaman, hujan pun mulai turun..
Namun rasanya kita tak dapat seperti itu..
Jika bintang adalah bintang, maka aku juga begitu..
Entah seberapa jauh aku dapat pergi..
Membawa jangkar yang berat, aku mengucap do'a kecil..
Dan meski pun berupa tanda, hujan pun mulai turun..
Aku ingin bernafas namun begitu sulit..
Aku mencari kegelapan yang pekat..
Sebagai penyelam yang takkan muncul ke permukaan..
Meski aku masih hidup, aku harus benar-benar yakin..
Menuju dasar laut yang dalam hanya untuk kali ini saja..
Aku mencoba untuk bernafas..
Jika aku menyadari kebahagiaan, maka aku takkan tenggelam lagi..

Pemuda yang Rusak

Generasi muda menyerahkan segalanya untuk hal yang "mudah"

Bekas luka di sebelah mata kananku mengingatkanku kepada dia.
"Keberhasilan itu datang kepada orang yang telah melangkah lebih dahulu," sejak itu,
Aku ingin tahu perubahan yang datang kepada dirimu?

Apakah keberhasilan itu akibat mantra dari malaikat yang jatuh atau trik murahan dari setan kecil itu?
Sebelum keberhasilan itu, aku sangat pesimis ...

Oleh karena itu, lemparlah pesimismu itu seperti bola bowling
Dan menerima kerusakan atas segalanya
Apakah terlihat kerusakan? kenyataannya tidak
Seperti yang sudah dilakukan sebelumya.

Akhirnya, semua ini menjadi normal
Kau seperti seorang guru, dan kau seperti pengkhianat,

Cita-cita yang kosong dan cinta palsu itu tidak baik
Semuanya itu bodoh dan membuat aku tertawa

Bahkan jika kau setuju untuk berjuang
Dimana ada kejahatan di belakang anak itu
Apakah anak itu akan menimbulkan kerusakan? kenyataanya tidak
Itu adalah cerita kita

tentang arti menerima

Karena itu, lemparlah pesimismu itu seperti bola bowling
Apakah akan merusak ? .. Sekarang aku paham !
Akibat hal tersebut mungkin akan merusak
Tetapi dengan percaya diri dan kekuatan penuh
Kita bisa menyeberangi hal itu
Bersihkan emosimu yang tersebar
Akibat hal tersebut mungkin akan merusak
Tapi kenyataanya tidak, itu adalah keberhasilan kita!

Burung diantara Langit Biru

Kau katakan jika kau bisa terbang,
kau tak akan pernah kembali
menuju ketempat itu, di langit biru

kau tidak pernah ingat "kesedihan"
Baru saja aku mulai untuk memahami "sakit",
bahkan setiap perasaanku ku pasrahkan untukmu
Apakah sekarang hanya akan berubah menjadi kata-kata

Ketika kau terbangun
dari mimpi di dunia yang tak dikenal
Kau langsung terbangun dan terbang pergi
Jadi kau mencoba terbebas dari langit biru itu.
Dengan suara seperti itu semua sudah pergi
jendela tua dan berkaratpun pecah

Lihat, kau begitu muak ketika..
melihat tempat yang telah kau buang
Tanpa pernah melihat ke belakang lagi
getaran yang keras itu mencabut nafasmu
Dan kau menghancurkan jendela yang terbuka
dan meninggalkannya begitu saja

kau berkata bahwa
kau dapat berlari mendapatkannya
kau terpengaruh oleh suara yang sangat jauh
Hal yang menangkap tanganmu yang terlalu menyilaukan
Sampai kau mengejar langit biru itu

Aku mengetahui bahwa kau telah jatuh
Tapi kau masih terus mengikuti cahaya menyilaukan itu

Asa yang Terbawa Angin



Apakah kau pernah menyukaiku? Hal itulah yang kadang aku lamunkan seketika melihat foto gadis impian di tengah hiasan rembulan malam. Sosoknya yang selalu terbayang-bayang seakan membingkai  hati ini. Putri, nama nya seolah mengartikan juga paras wajahnya yang cantik. Make up nya yang sederhana membuat mata ini terbelalak dalam kehampaan sebuah cinta. Namaku Adi, Aku yang hanya berstatus mahasiswa dengan uang pas-pasan seperti tak mampu menjangkau dirinya yang sehari – hari di antar dengan mobil mewah. 

Hari baru pun dimulai, aku telah bersiap-siap untuk berangkat kuliah dengan tampilan seadanya dan semerbak bau minyak wangi melekat di pakaianku. Ketika hampir tiba di kampus, tiba-tiba lewat sebuah mobil mewah yang sepertinya tidak asing lagi bagiku. Oh, ternyata itu mobil antar jemput Putri. Pintu mobil perlahan terbuka dan Putri pun turun.

Dengan agak gugup, ku dekati dia dengan membuang semua rasa malu. Sapaan hangatku membuka awal percakapan di pagi itu.

“Pu-putri, sama-sama aja yuk masuk ke kelas?”,  ajakku dengan agak terbatah-batah
Dia melontarkan senyum indah, seolah-olah ingin membalas pertanyaan itu. Tapi dia terus berjalan kedalam kelas dengan menghiraukanku. 

“Ah, sial” gerutuku kecil. Tapi dengan semangat untuk mendapatkan tempat di hatinya, aku melanjutkan berjalan dengan gagahnya.

Dia yang satu kelas denganku dan yang lebih beruntungnya lagi kursi nya tepat berada di sebelahku. Sesekali aku menyempatkan diri melirik ke arahnya ditengah-tengah pelajaran berlangsung. Seketika aku kaget karena dia menolehkan wajahnya kearahku. Jantung ini berdegup lebih kencang dari biasanya karena malu yang luar biasa.

Waktu terasa bergerak cepat, akhir perkuliahan pun di umumkan.
Tapi putri masih duduk di kursinya, aku terkejut ketika ada air yang mengalir di ujung matanya. Aku penasaran apa yang membuat dia menangis. Tak lama kemudian aku bertanya.

“Loh, kok nangis put? Ada masalah apa?” tanyaku dengan nada sendu.

“Ga apa apa kok, Cuma keinget sama mantanku aja” Jawabnya dengan singkat.

Saat itu juga, pecahan harapan yang kukumpulkan selama ini seakan terlepas dari genggaman. Emosi pun meluap-luap, tak ada lagi yang bisa ku katakan. Aku segera meninggalkan dia di ruangan sendirian tanpa memikirkan apa-apa lagi mengenai dirinya.  

Malam pun tiba, aku kembali terbayang akan situasi pada siang hari tadi. Jujur aku menyesal karena tidak ada sikap dariku untuk menghibur dirinya. Aku hanyalah seorang pengecut dengan impian yang besar. Kulihat jam dinding sudah menunjukkan jam 12.00 malam, hal itu terus menggerayangi pikiran sampai-sampai aku tidak bisa tidur.

Keesokan harinya, 

Tak kulihat mobil yang biasa mengantar putri, begitupun ketika jam perkuliahan. Terdengar kabar bahwa dia sedang tidak enak badan.
Ketika pulang, kusempatkan diri untuk mengunjungi rumahnya. Sampai di depan pintu, aku membunyikan bel dan mengucapkan salam.

“Selamat siang” Berkali-kali aku teriak, dan tak lama kemudian terdengar seseorang membukakan pintu.

“Iya, selamat siang. Mau cari siapa ya?” Ujar seorang ibu yang sudah agak tua bertanya kepadaku. 

“Ehm, mau cari putri bu. Saya teman satu kelasnya, karena tadi saya dengar dia lagi sakit makanya saya datang untuk menjenguk putri” Jelasku agak panjang.

“Oh, sebentar ya saya panggilkan dulu putrinya” Jawab ibu itu dengan nada yang sopan
Tak lama kemudian keluarlah putri mengenakan pakaian rumahnya yang khas, dia terlihat lebih cantik dengan dandanan seperti itu.

“Kamu sakit apa put?” tanyaku langsung padanya.

“Ga kok, aku baik-baik saja. Cuma agak pusing sedikit” paparnya.

“Di, aku sekitar 1 minggu lagi mau pindah ke luar negeri” Sambungnya dari penjelasan tadi.
Aku terkejut kenapa dia memberitahukan hal itu kepadaku.

“Loh, kok tiba-tiba gitu sih? Memangnya mau ngapain keluar negeri?” Tanyaku beruntun.

“Papa ingin memindahkanku kuliah keluar negeri, jadi aku ga bisa apa-apa lagi” Jawabnya pasrah.

Aku pun terdiam sesaat, karena dipikiran ku, aku belum melakukan sesuatu yang berarti kepada dirinya. Yang kulakukan selama ini hanyalah bersembunyi di balik kegelisahan. Beberapa jam kami habiskan untuk saling berbagi cerita, dan salah satunya mengenai alasan kenapa papanya memutuskan hal tersebut secara sepihak. Disatu sisi aku sedih tapi untuk beberapa hari kedepan sebelum keberangkatannya, aku akan berusaha membuat suatu kenangan yang mungkin akan sulit untuk dilupakan. 

Selang beberapa hari semenjak aku mengunjungi keadaan putri, dia telah terlihat baikan. Bahkan dia bisa tersenyum lepas lagi seperti biasanya.

Saat perkuliahan usai tepat di hari itu, aku langsung mengajak putri untuk berjalan-jalan di atas bukit. Kami memandangi indahnya kota dari atas, terlihat raut wajahnya begitu senang. Karena belum ada laki-laki yang mengajaknya ketempat seperti itu.
Tak lama setelah itu, ku beranikan diri untuk mengungkapkan perasaanku kepadanya. Ku dekati dia dan ku pegang tangannya.

“Putri, sebenarnya aku selama ini memendam rasa kepadamu. Aku begitu mencintaimu, tapi selama ini aku sadar bahwa aku bukanlah laki-laki dengan kehidupan yang bergelimang harta.” Ungkapku dengan menggebu-gebu, karena hanya ini hal terakhir yang bisa kulakukan untuknya.

Dia sontak menangis terseduh-seduh, aku bingung. Apa aku salah dalam berucap? Tanyaku dalam hati.
Perlahan bibirnya mulai bergerak untuk mengucapkan sesuatu.

“Adi, Kenapa baru kamu ungkapkan sekarang? Aku selama ini juga mempunyai rasa yang sama seperti dirimu. Aku tak peduli dengan hartamu, asalkan kamu bisa membuatku tersenyum itu sudah membuatku bahagia” Jelasnya kepadaku. Aku terkejut setangah mati mendengar kalimat itu.

“Ya tuhan, kenapa ini terjadi kepadaku. Kenapa keadaan ini tidak kusadari dari dulu!”  Kicauku kesal dalam iringan tangis.

Setelah menenangkan keadaan, kami pun pulang kerumah masing-masing.

Dan keesokan harinya adalah hari dimana putri akan berangkat keluar negeri. Pagi-pagi sekali aku bersiap dan bergegas kerumah Putri untuk menyaksikan keberangkatannya. Tanpa menghiraukan lagi rambu lalu-lintas, aku langsung tancap gas penuh dengan motor bututku. Tak lama kemudian tibalah didepan rumah Putri, tapi tak terlihat satu orang maupun kendaraan yang biasanya terpampang dihalaman rumahnya.

Beberapa detik kemudian terlihat seorang bibi yang sedang membersihkan taman kecil yang ada di lingkungan rumah Putri. Kupanggil bibi itu dan langsung bertanya.

“Bi, numpang nanya nih. Putrinya kemana ya?” Tegasku langsung.

“Oh Putri, baru saja pergi ke bandara dengan keluarganya.” Jawab bibi itu.

Tak berpikir panjang, langsung kupacu sepeda motorku kearah bandara. Setiba di bandara, aku langsung mencari-cari rombongan keluarga Putri. Akan tetapi sudah terlalu banyak orang lalu lalang sehingga sulit bagiku untuk menemukan keberadaannya. Aku sempat lemas tak berdaya, sampai seketika terlihat raut wajah murung Putri lewat didampingi kedua orang tuanya menuju tempat pengantaran terakhir penumpang. Aku langsung menerobos petugas-petugas pemeriksaan yang ada disana.

“Putriiiiii!!” Teriakku panjang memanggil namanya dari jauh. 
Dia sempat menoleh dan air mata pun tak bisa lagi tertahan di matanya. 

“Aku akan selalu disini untuk menunggu kepulanganmu” Lanjut perkataanku.
 Memang dia sempat terhenti sejenak, tapi tak lama kemudian melanjutkan berjalan memasuki pesawat. Aku seperti mengerti perasaannya saat ini. Sakit hati didalam kehidupan yang penuh dengan paksaan. Akhirnya pesawat yang ditumpangi Putri lepas landas menuju negara yang dituju.

Aku pun kembali ke kehidupan awal, kuliah tanpa seseorang yang bisa memotivasiku untuk lebih semangat. Hari demi hari pun kulalui seperti tak ada tujuan.

===== 4 Tahun Berlalu =====
Saat memasuki dunia kerja dan aku mulai melupakan bayang-bayang Putri, hidupku mulai teratur kembali seperti sediakala.

Beberapa saat berlalu, sempat terdengar tentang kepulangan Putri dari luar negeri. Aku antara terlihat senang namun sakit yang lama ini sudah mulai terkubur, perlahan mulai menampakkan lagi jatinya. Karena yang kutahu ada 2 kabar, yaitu kabar baik dan kabar buruk. Kabar baiknya dia akan menetap selama beberapa hari kedepan dirumah lamanya, jadi aku bisa mengunjunginya untuk melepaskan rindu. Dan kabar buruknya Putri telah menikah dengan orang yang pasti lebih baik dariku.

Antusiasme Pria Sejati

Aku merupakan salah satu mahasiswa sebuah perguruan tinggi negeri di Sumatera Selatan, namaku J. Di kampus biasanya orang memanggilku dengan sebutan "Pujangga Cinta", itu dikarenakan pergerakanku yang terlalu bersemangat dalam mencari CINTA :D. Tak lepas dari itu, aku seringkali di permainkan teman-teman 1 kelas dengan guyonan yang sedikit agak JLEB. Pagi itu, aku bersama seorang yang bisa dikatakan sahabatku "sebut saja Jokowi" pergi bersama ke kampus. Tapi walaupun di katakan seorang sahabat, dia ternyata juga tak segan-segan mem-bully ku. Langkah kakipun tak berasa sampai ketika sudah berada di kampus, terlihat teman-teman sedang berkumpul d luar kelas.

 --Tiba-tiba-- *dengan backsound horror*
"Woi J, mana tuh inceran lo?" salah satu dari mereka menyapa dengan tawa terbahak-bahak.
Aku menoleh sedikit dengan muka masam dan melanjutkan untuk masuk ke dalam kelas.
Sahabatku pun ikut tertawa tanpa memikirkan perasaanku yang tersiksa ini.
"Jokowi, aku duduk disana ya" dengan memasang wajah chubby aku meletakkan tas ke kursi tujuanku
"Loh, ga mau di sebelahku ya?" jawabnya dengan nada agak kecewa. Tapi aku tahu di dalam pikiran nya, sudah tersimpan niat untuk mem-bully di tengah2 jam perkuliahan.
"Ntar aja deh, nunggu aku dapet pacar. Hahaha" candaku padanya.

Dikelas kami, semua anak seperti membuat grup dalam pertemanan. Dan dari setiap grup didalam kelas terdapat inceranku *maruk banget kan? :D*.

Hari ini sebenarnya saya sudah menyusun rencana untuk menembak salah satu cewek *entah di grup yang mana* *Sebut saja Mawar*.   Pada jam istirahat, dia terlihat sedang duduk sendiri di dalam kelas. Aku pun bergegas duduk disampingnya.

"Mawar, ada yang mau ku omongin nih" tatapku dengan wajah dengan keringat yang "bochor".
"Hmm? Mau ngomong apaan?" jawabnya dengan santai.
"Gini, sebenarnya aku sudah lama suka sama kamu. Dimanapun kamu berada, aku selalu memperhatikan kamu. Jadi, kamu mau ga ngelepas status lajangmu denganku?" dengan agak lebay dan berkeringat yang hampir kayak banjir akhir-akhir ini aku bertanya.
Dia terlihat agak kaget mendengar pengutaraan cintaku. Beberapa menit kami sempat tak mengeluarkan kata-kata.
"Anuu.." jawabnya terputus. Baru 1 kata keluar, tapi jantung uda kayak mau lepas.
"Aku belum boleh pacaran sama ortu. Maaf ya" sambungnya dengan menggunakan alasan klasik yang biasa digunakan untuk menolak seorang pria secara tidak langsung. 
Aku paham betul dengan jawaban seperti itu, karena pengalaman ku sudah di level "Hard" dalam penolakan *Sedih banget ya*.
"Yah udahlah gapapa kalo itu memang kehendak ortu mu" jawabku tersenyum. Karena sudah terbiasa di tolak, jadi santai aja deh. Aku pun mencari-cari alasan untuk beranjak dari tempat itu karena alasan harga diri. #Cuihh

Yah setidaknya ituah gambaran dari sebutan "Pujangga Cinta" yang di bilang sama teman-temanku. Penolakan itu terus terulang disetiap wanita yang berbeda. Aku seperti terkena kutukan dewa romawi *lebay, alay, ngaco".




NOTE: Apabila terdapat kesamaan nama dan karakter, itu namanya takdir.







Tenshi, I'm Hurt !

Malaikat, selama ini kurasakan terus bersanding di sampingmu. Keindahan lekuk sayapmu menyempurnakan kekagumanku padamu. Dirimu terbang tinggi membelah langit menjadi dua bagian. Ketika ku pandangi matamu yang tajam bagaikan ujung sebuah "KATANA" yang siap merobek mental siapapun yang berani melihatmu. Diriku sempat ragu, gentar, bimbang dan tatkala berpikir bagaimana menaklukan mata itu. Saat malam hari datang, tanpa kamu sadari aku terus memandangimu meskipun hujan yang deras memudarkan sosokmu dari hadapanku. Kamu yang asik dengan pekerjaanmu sebagai malaikat terkadang membuat diri ini terus terasa sepi. 



Hujan turun seperti biasanya, tapi hati berkata lain dan ingin menyendiri. Suara gemuruh petir membuatku takut, aku terus tertunduk dengan pikiran yang kosong. Tak ada lagi cahaya, tak ada lagi sorotan mata itu, tak ada lagi perasaan hati yang berdegup kencang. Semua terasa datar mengalahkan tenangnya sebuah lautan. Dingin semakin meradang dan aku telah terbiasa dalam kesendirian ini. Rautan sebuah wajah murung itu tak lagi menempel di bagian kepala ini, senyum penderitaan pun datang tanpa henti. 

Suatu ketika kamu terbang melewati tempatku, bagian bulumu tak sengaja lepas dan berlabuh di persinggahanku. Memori yang selama ini hampir terkubur dalam, akhirnya kembali menyeruak. Aku tak bisa menahan rindu, dia tak tahu betapa berharganya sebuah bulu tersebut bagiku. Aku menderita di dalam dilema seorang manusia. Ku tahu ku tak bisa meraihmu di ketinggian, tapi biarkanlah bulu- bulu itu terus berjatuhan dan pada akhirnya akan habis. Dan pada saat itu kamu akan merasakan bagaimana sesuatu yang berharga bagimu telah hilang. 


Aku berharap dulunya, kamu bisa duduk di depanku, mendengarkan keluh kesahku, saling bertatap mata. Tapi itu semua hanya sebuah mimpi.

Kini aku telah memegang sebuah kunci untuk beranjak ke sebuah dimensi baru. Tapi aku masih berharap untuk yang terakhir kalinya ketika lewat, kamu akan berhenti dan mengetahui bahwa bulu - bulu yang selama ini berharga bagimu telah ku susun rapi dan telah siap untuk kamu ambil kembali dari persinggahanku :)

Sisi Putih dari Kegelapan

 LINstory -

Saat dunia mulai terkecoh dengan sandiwara mahluknya, aku masih tetap disini dengan pendirian yang tegar. Kefanaan dunia ini sudah terlihat begitu jelas ketika angin membawa semua bersamanya. Rerumputan hijau yang ditiup seakan tertawa terbahak-bahak dikala aku dirundung rasa gelisah, bunga yang ku rawat hampir setiap hari pun layu karena tak sanggup melawan waktu. Aura kesedihan terus bergejolak tatkala arang yang dibakar terus menerus sampai menjadi abu. Genggaman tangan ini semakin melemah, tak ada setetes air yang memberikan kehidupan nyata. Sungai yang selama ini kukagumi perlahan mulai surut. Entah itu karena hujan yang tak kunjung turun atau terlalu besarnya muara yang dilewati sampai-sampai ranting-ranting yang hanyut tak sempat berlabuh. 

Gurauan hewan di sekitarku terkadang membuatku seperti lampu yang akan putus, mati dan kemudian hidup kembali berharap ada keajaiban yang datang menolong. Disaat asa ku mulai padam, angin datang dengan sesukanya menghujam kehampaan ini, ia dengan seenaknya memporak-porandakan hati yang awalnya kupercaya mampu terus bertahan dengan keadaan yang terpuruk. Tak jarang kegelapan lah yag lebih mengerti tentang buruknya dunia ini, bersandar di belakangku, seolah olah ingin menceritakan bahwa ia tak seperti yang orang pikirkan. Ia mengajari bagaimana cara bertahan hidup dan mendewasakan aku dengan ucapan-ucapan bijak nya. 

Begitu juga dengan bintang yang selama ini kupercaya mampu memberikan celotehannya, sekarang tak mampu lagi berdiri tegak mendampingi malam. Aku kecewa, kesal, bahkan hampir meninggalkan tempat itu. Tapi sesekali aku melihat bayangan yang mengindahkan dirimu yang mengubah cara pandangku. Aku tak tahu sampai kapan bayangan itu akan melekat dan terus mempengaruhiku. Aku yang hanya manusia lemah, tak bisa apa-apa menghadapi takdir Tuhan.

Cerminan Diri

LINstory - 

Memang pada awalnya, dunia ini hanyalah tanah yang tidak berisikan kehidupan. Namun saat ini terus bermunculan manusia-manusia, begitu banyak dan berpasang-pasangan. Aku yang melihat itu dari jendela rumah, hanya bisa terdiam tanpa ekspresi. Sesaat aku melihat kecermin, kurasakan aura hitam yang melekat pekat di sekitar tubuh. Tak ada yang menyadari akan kehadiranku. Selalu sendiri sampai kapanpun. 



Sesekali angin terdengar berbisik-bisik di telingaku, mengajakku ke alam luar yang katanya sangat menyenangkan. Aku mencoba melangkahkan kaki keluar dari rumah itu, tapi sama seperti yang kurasakan sebelumnya. Walaupun banyak orang disampingku, kehadiranku tetap tak bisa dirasakan. Sedih? mungkin, kecewa apalagi. Semua itu berjalan begitu lamban, tak ada cahaya terang menyinari. Hatiku pada saat ini seperti lapisan es yang begitu tipis dan akan hancur walaupun tersentuh oleh jemari. Semua yang kulakukan selama ini terasa sia-sia, tak ada letak kepedulian mereka terhadapku. Aku seperti terbakar dalam neraka bayangan, bahkan serasa tak sebanding dengan hewan-hewan yang masih bisa tersenyum dalam penderitaannya. Sebegitukan dunia ini memperlakukanku? atau memang semuanya harus ku ulangi dari awal?.

Bahkan terlebih lagi orang yang hampir berada di dekatku pun tak jauh beda dengan yang lainnya, dia yang kupercaya seakan tak bisa merasakan radang kesepian di tubuhku. Mereka asik mengejar mimpi masing-masing, sedangkan aku hanya tertinggal di belakang seorang diri. Tak ada yang mau berpaling muka apalagi menjulurkan tangannya untuk membuatku terasa hidup.

Pintu yang kupercaya dapat membawaku keluar dari temaram ini perlahan-lahan mulai tertutup kembali. Aku hanya bisa mengkerutkan wajahku dan menunggu seseorang atau bahkan beberapa orang mencoba untuk membuka pintu itu.

Memori (Kenangan)

LINpoem -


Datang dan pergi secara diam-diam,
Jauh di dalam kenangan, kumendekam dalam ingatan
Ketika mengingat tentang dirimu

Aku terbiasa dengan pantulan di jendela
Matamu yang memandangi masa depan
Walau kusadari tak bisa lari dari takdir,
aku tidak takut, dan menaruh kepercayaan didalam hatiku

Kau tunjukkan bagaimana caranya
memiliki perasaan yang dalam
Walau dunia ini musnah
ku kan slalu ada di sampingmu

Aku mengembara dalam hujan salju ini
Kamu yang terluka kini tidak sendirian lagi..

Seberapa jauh pun kita terpisah, aku takkan lupa..
Karena kamu mengatakan padaku tentang cahaya itu
Air mataku yang bergelinang adalah bentuk terima kasihku
Janji yang terucap dibawah langit di hari itu takkan pudar

Dalam kenangan jauhku yang perlahan mulai berubah
Dengan masa lalu yang ku genggam, aku memikirkan dirimu
Diberdayakan oleh Blogger.