Fiction Story

Blog ini hanya berisikan tulisan saya, cerpen, dan puisi. Kalo mau yang lain, berkunjung sama yang lebih ahli deh :)

Sisi Putih dari Kegelapan

 LINstory -

Saat dunia mulai terkecoh dengan sandiwara mahluknya, aku masih tetap disini dengan pendirian yang tegar. Kefanaan dunia ini sudah terlihat begitu jelas ketika angin membawa semua bersamanya. Rerumputan hijau yang ditiup seakan tertawa terbahak-bahak dikala aku dirundung rasa gelisah, bunga yang ku rawat hampir setiap hari pun layu karena tak sanggup melawan waktu. Aura kesedihan terus bergejolak tatkala arang yang dibakar terus menerus sampai menjadi abu. Genggaman tangan ini semakin melemah, tak ada setetes air yang memberikan kehidupan nyata. Sungai yang selama ini kukagumi perlahan mulai surut. Entah itu karena hujan yang tak kunjung turun atau terlalu besarnya muara yang dilewati sampai-sampai ranting-ranting yang hanyut tak sempat berlabuh. 

Gurauan hewan di sekitarku terkadang membuatku seperti lampu yang akan putus, mati dan kemudian hidup kembali berharap ada keajaiban yang datang menolong. Disaat asa ku mulai padam, angin datang dengan sesukanya menghujam kehampaan ini, ia dengan seenaknya memporak-porandakan hati yang awalnya kupercaya mampu terus bertahan dengan keadaan yang terpuruk. Tak jarang kegelapan lah yag lebih mengerti tentang buruknya dunia ini, bersandar di belakangku, seolah olah ingin menceritakan bahwa ia tak seperti yang orang pikirkan. Ia mengajari bagaimana cara bertahan hidup dan mendewasakan aku dengan ucapan-ucapan bijak nya. 

Begitu juga dengan bintang yang selama ini kupercaya mampu memberikan celotehannya, sekarang tak mampu lagi berdiri tegak mendampingi malam. Aku kecewa, kesal, bahkan hampir meninggalkan tempat itu. Tapi sesekali aku melihat bayangan yang mengindahkan dirimu yang mengubah cara pandangku. Aku tak tahu sampai kapan bayangan itu akan melekat dan terus mempengaruhiku. Aku yang hanya manusia lemah, tak bisa apa-apa menghadapi takdir Tuhan.

Cerminan Diri

LINstory - 

Memang pada awalnya, dunia ini hanyalah tanah yang tidak berisikan kehidupan. Namun saat ini terus bermunculan manusia-manusia, begitu banyak dan berpasang-pasangan. Aku yang melihat itu dari jendela rumah, hanya bisa terdiam tanpa ekspresi. Sesaat aku melihat kecermin, kurasakan aura hitam yang melekat pekat di sekitar tubuh. Tak ada yang menyadari akan kehadiranku. Selalu sendiri sampai kapanpun. 



Sesekali angin terdengar berbisik-bisik di telingaku, mengajakku ke alam luar yang katanya sangat menyenangkan. Aku mencoba melangkahkan kaki keluar dari rumah itu, tapi sama seperti yang kurasakan sebelumnya. Walaupun banyak orang disampingku, kehadiranku tetap tak bisa dirasakan. Sedih? mungkin, kecewa apalagi. Semua itu berjalan begitu lamban, tak ada cahaya terang menyinari. Hatiku pada saat ini seperti lapisan es yang begitu tipis dan akan hancur walaupun tersentuh oleh jemari. Semua yang kulakukan selama ini terasa sia-sia, tak ada letak kepedulian mereka terhadapku. Aku seperti terbakar dalam neraka bayangan, bahkan serasa tak sebanding dengan hewan-hewan yang masih bisa tersenyum dalam penderitaannya. Sebegitukan dunia ini memperlakukanku? atau memang semuanya harus ku ulangi dari awal?.

Bahkan terlebih lagi orang yang hampir berada di dekatku pun tak jauh beda dengan yang lainnya, dia yang kupercaya seakan tak bisa merasakan radang kesepian di tubuhku. Mereka asik mengejar mimpi masing-masing, sedangkan aku hanya tertinggal di belakang seorang diri. Tak ada yang mau berpaling muka apalagi menjulurkan tangannya untuk membuatku terasa hidup.

Pintu yang kupercaya dapat membawaku keluar dari temaram ini perlahan-lahan mulai tertutup kembali. Aku hanya bisa mengkerutkan wajahku dan menunggu seseorang atau bahkan beberapa orang mencoba untuk membuka pintu itu.

Memori (Kenangan)

LINpoem -


Datang dan pergi secara diam-diam,
Jauh di dalam kenangan, kumendekam dalam ingatan
Ketika mengingat tentang dirimu

Aku terbiasa dengan pantulan di jendela
Matamu yang memandangi masa depan
Walau kusadari tak bisa lari dari takdir,
aku tidak takut, dan menaruh kepercayaan didalam hatiku

Kau tunjukkan bagaimana caranya
memiliki perasaan yang dalam
Walau dunia ini musnah
ku kan slalu ada di sampingmu

Aku mengembara dalam hujan salju ini
Kamu yang terluka kini tidak sendirian lagi..

Seberapa jauh pun kita terpisah, aku takkan lupa..
Karena kamu mengatakan padaku tentang cahaya itu
Air mataku yang bergelinang adalah bentuk terima kasihku
Janji yang terucap dibawah langit di hari itu takkan pudar

Dalam kenangan jauhku yang perlahan mulai berubah
Dengan masa lalu yang ku genggam, aku memikirkan dirimu
Diberdayakan oleh Blogger.